Barang Siapa Telah Mengenal Dirinya Maka Ia Mengenal Tuhannya Dan Barang Siapa Telah Mengenal Tuhannya Maka Ia Telah Mengenal Dirinya.




Monday, March 29, 2010

RUKUN ISLAM

RUKUN ISLAM

Ertinya menyembah dan mengabdikan diri kepada Allah melalui seluruh kehidupan kita, jiwa raga kita dan harta hak milik kita sehingga tertegaknya KEISLAMAN yang sempurna.

1. MENGUCAP DUA KALIMAH SYAHADAT

“Aku naik saksi bahawa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu adalah pesuruhNya” Dengan Syahadatian, kita mengabdikan diri dengan hati sanubari dan dengan pengakuan lidah kita bahawa Tuhan yang maha esa itu adalah ALLAH s.w.t dan Nabi MUHAMMAD s.a.w itu adalah pesuruhNya.

2. SOLAT LIMA WAKTU SEHARI SEMALAM

Dengan sembahyang, kita mengabdikan seluruh tubuh badan kita menyembah kepadaNya. Mulai dari lidah membaca, tangan bergerak, mata, telinga dan fikiran terpusat dengan mengikut susunan rukun sembahyang yang diajarkan oleh Nabi s.a.w.

3. MENGELUARKAN ZAKAT

Dengan zakat, kita mengabdikan kepada Tuhan dengan menyerahkan sebahagian dari harta milik kita kepada mereka yang berhak menerimanya mengikut islam.

4. BERPUASA PADA BULAN RAMADHAN

Dengan puasa, kita mengabdikan hawa nafsu dan segala keinginan kita kepada Allah. Dengan menahan nafsu makan dan minum serta menjauhi segala laranganNya, secara tidak langsung akan melahirkan rasa keinsafan di dalam peribadi kita serta meningkatkan ketaqwaan kepada ALLAH s.w.t.

5. MENGERJAKAN HAJI DI BAITULLAH

Dengan mengerjakan Haji, kita menyembah Allah dengan harta kekayaan milik kita, dan mengunjungi ke Baitullah kepada mereka yang mempunyai kemampuan sekurang kurangnya sekali dalam hidup.

PERINGATAN HARUS DIKETAHUI

Selama ini mungkin kita hanya tahu perkara-perkara yang membatalkan sembahyang, membatalkan zakat, membatalkan puasa dan membatalkan haji. Namun harus diketahui juga perkara-perkara yang membatalkan dua kalimah syahadat atau membatalkan islam yang mana ini adalah rukun islam yang pertama dan boleh membuatkan segala amalan kita semua terbatal dan sia-sia. Selama ini mungkin tidak kita ketahui bahawa kita sudah terkeluar dari islam tanpa di sedari. Oleh itu setelah mengetahuinya maka berjaga-jaga lah dan banyakkan berbuat kebaikan sesama manusia, beriman la kepadaNya dan jauhi lah segala laranganNya. Insyaallah... akan mendapat rahmat dariNya. Di bawah ini ada terkandung perkara-perkara yang membatalkan dua kalimah syahadat atau islam.

PERKARA-PERKARA YANG MEMBATALKAN ISLAM ( NAWAQIDUL ISLAM)

1. Syirik
2. Perantara
3. Enggan mengkafirkan
4. Yakin yang lain
5. Membenci syari’at
6. Mempersenda islam
7. Sihir
8. Bantu kafir musuhi Islam
9. Kecualikan dari Syari’at
10. Berpaling dari agama

Friday, March 26, 2010

Hakikat Iman

حقيقة الإيمان برسول الله

HAKIKAT IMAN KEPADA RASULULLAH


Diantara nikmat yang Allah berikan kepada manusia juga seluruh alam adalah diutusnya para Rasul yang menuntun manusia dari kegelapan menuju Islam.
Setelah beriman kepada Allah maka kewajiban berikutnya adalah beriman kepada Rasulullah Muhammad saw yang menjadi pondasi yang utama dari agama Islam. Sebab seluruh pondasi yang lainnya dibangun di atas keimanan pada Allah dan Rasul-Nya. Seorang yang tidak mengimani Rasulullah dan hanya beriman kepada Allah tidaklah cukup, dan Iman menjadi batal, Sebagaimana sabda Nabi saw:

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ اَنْ لإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ …

“Artinya: Islam itu dibangun di atas lima rukun , menyaksikan bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya … (HR. Muslim I/45. Lihat Al-Bukhari I/13).
Juga sabda beliau :

وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لاَ يَسْمَعُ بِيْ اَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُ مَّةِيَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَا نِيٌّ، ثَمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ

بِالَّذِىْ اُرْسِلْتُ بِهِ اِلاَّ كَانَ مِنْ اَصْحَابِ النَّارِ (رواه مسلم)

“Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tanganNya! Tidak seorangpun yang mendengar tentang aku dari umat (manusia) ini, seorang Yahudi atau Nasrani, kemudian meninggal dunia dan tidak beriman kepada yang aku diutus karenanya, kecuali ia termasuk menjadi penduduk Neraka”. (HR. Muslim I/34).
Allah berfirman:

وَمَنْ يَّعْصِ اللهَ وَرَسُوْ لَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَلِدِيْنَ فِيْهَآ أَبَدًا (الجن : 23)

“Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah Neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya”.
Bahkan mereka akan ditimpa musibah dan adzab yang pedih, sebagaimana firman Allah : dalam Al-Qur’an surat ke 24 An-Nur : 63.

فَلْيَحْذَر الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ أَمْرِهِ اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَويُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ (النور: 63).

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih”.
Rasulullah saw adalah manusia biasa, bukan malaikat dan bukan pula anak Tuhan. Beliau terlahir dari jenis manusia, ayahanda beliau adalah Abdullah bin Abdul Muthalib dan ibundanya adalah Aminah keduanya dari suku Quraisy di Makkah Al-Mukarramah, keturunan Nabiyullah Ismail bin Ibrahim ‘alaihimas salam, Sebagai rahmat dan jawaban atas permohonan Abal Ambiya’ Ibrahim alaihis salam, seperti tercantum dalam firman Allah:

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلاً مِّنْهُمْ يَتْلُواْ عَلَيْهِمْ ءَايَتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالحِكْمَةَ وَيُزَكِّيْهِمْ إِنَّكَ اَنْتَ

الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمَ (البقرة : 129)

Artinya : “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Al-Baqarah: 129).

Allah swt menegaskan agar beliau menyatakan tentang diri beliau, dengan firmanNya surat Al-Kahfi ayat 110 dan ayat-ayat yang lain:

قُلْ إِنَّمَا أَنَاْ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحَى إِلَيَّ ….. (الكحف : 110)

“Katakan, sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, ……( Al-Kahfi : 110)

قُلْ لآَ أَقُوْلُ لَكُمْ عِندِيْ خَزَا ئِنُ اللهِ وَلآ أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلآ أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا يُوحَى إِلّيَّ

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الأَعْمَى وَالْبَصِيْرُ، أَفَلاَ تَتَفَكَّرُونَ (الأنعم : 50).

“Katakan: “Aku tidak megatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengetahui kecuali yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?” Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)? (Al-An’am: 50).

Rasulullah saw juga berwasiat agar beliau tidak dihormati secara berlebihan, seperti orang-orang Nasharo menghormati Nabi Isa alaihis salam, atau dengan menjadikan kuburannya sebagai tempat ibadah dengan meminta-minta padanya. Bahkan beliau tidak menyukai panggilan yang berlebihan atau menghormati dengan berdiri diwaktu beliau hadir. Dari sahabat Amr radhiallahu anwhu bahwa Rasulullah saw bersabda:

لاَ تَطْرُوْنِيْ كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى إِبْنَ مَرْيَمَ إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ. فَقُولُوا: عَبْدُ اللهَ وَرَسُوْلَهُ.

“Janganlah kamu menghormati aku (berlebihan) sebagaimana orang Nasrani menghormati Isa bin Maryam. Sesungguhnya saya hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: Hamba Allah dan RasulNya”.

Dari sahabat Jundab bin Abdullah Rasulullah saw sebelum meninggal pernah berwasiat:

أَلاَ فَلاَ تَتَّخِذُوا القُبُوْرَ مَسَاجِدَ فَإِنِّي أَنْهاَكُمْ عَنْ ذَلِكَ (رواه مسلم)

“Ingat-ingatlah, maka janganlah kalian semua menjadikan kuburan sebagai masjid (tempat memohon/shalat). Karena sesungguhnya aku melarang kalian semua dari perbuatan itu” (HR. Muslim). Dari Abu Hurairah Rasulullah saw bersabda:

لاَ تَجْعَلُواْ بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا. وَلاَ تَجْعَلُوْا قَبْرِى عِيْدًا (رواه أبوداود).

“Janganlah engkau jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan (sepi dari ibadah) dan jangan engkau jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan (HR. Abu Dawud).
Dari Ali bin Husain bin Ali dari ayahnya, dari kakeknya, beliau mendengar dari Rasulullah saw:

لاَتَتَّخِذُواْ قَبْرِى عِيْدًا. وِلاَ بُيُوْ تَكُمْ قُبُوْرًا فَإِنَّ تَسْلِيْمَكُمْ لِيِبْلُغُنِيْ أَيْنَمَا كُنْتُمْ

“Jangan engkau jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan janganlah engkau jadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan (tetapi ucapkanlah do’a salam kepadaku) karena sesungguhnya do’a salammu sampai kepadaku di manapun kamu berada”. (Diriwayatkan dalam kitab Al-Mukhta’ah).

Cara dan konsekwensi beriman kepada Rasulullah saw adalah sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَرَحْمَتِى وَسِعَتْ كُلَّ شيء ٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُوْنَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَوتَ وَالَّذِيْنَ هُمْ بَئآَتِنَا يُؤْمِنُوْنَ.

(الأعراف : (106 – 107)

“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami”. (156) “ (yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka , yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka, segala yang baik dan mengharamkan mereka dari segala yang buruk dan membuang bagi mereka beban-beban” (157).

diantara cara beriman kepada Rasulullah  adalah sebagai berikut:
1. Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi Muhammad  dan apa yang oleh beliau bawa, sebagaimana Allah menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:

وَالَّذِيْ جَاءَ بِالصَّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ (الزمر : 33)

“Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. (Az-Zumar : 33).
2. Ikhlas mentaati Rasul dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangannya. Allah berfirman:

وَاِنْ تُطِيْعُوْهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُوْلِ اِلاَّ الْبَلغُ الْمُبِينَ (النور : 54)

“Dan jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.
3. Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama, hukum-hukum dan cabang cabangnya sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan ikhlas. Allah berfirman:

فَلاَ وَربِّكَ لاَيُومِنُوْنَ حَتَّى يَحَكِّمُوكَ فِيْمَا شَجَرَبَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَيَجِدُواْ فِى أَنْفُسِهِمْ حَرَجًامِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ

تَسْلِيْمَا. (النساء : 65)


“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka persilisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An-Nisa : 65).

4. Mencintai beliau , keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Rasulullah  bersabda:
لا يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ اَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ
“Tidaklah beriman seorang sehingga aku lebih dia cintai dari pada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

5. Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi  serta berda’wah demi membebaskan ummat manusia dari kegelapan/kedhaliman, kebatilan, kemungkaran dan kemaksiatan menuju kepada cahaya kebenaran. Sebagaimana firman Allah :

فَالَّذِيْنَ أَمَنُواْ بِهِ وَعَزَرُوهُ وَنَصَرُوْهُ وَتَبَعُواْ النُّوَرَالَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ (الأعراف : 157)

“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung” . (Al-’Araf: 157).

6. Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi saw dalam setiap amalnya, Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِىرَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُواْ اللهَ وَالْيَوْمِ الآَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا (الاحزاب : 21)

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah (Al-Ahzab:21).

7. Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau terutama setelah disebut namanya.

8. Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah :

فَلْيَحْذَرِالَّذِيْنَ يُخَالِفُونَ عَنْ اَمْرِهِ اَنْتُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْيُصِيْبِهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمَ (النور:63).

“Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang telah berangsur-angsur pergi diantara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi ajaran Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (An-Nur : 63).

9. Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan menjaga persatuan umat Islam dan menghindari perpecahan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan AS-Sunnah shohihah. Itulah tegaknya agama:

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الَّدِيْنِ مَا وَصَّى بِهِ نُوْحًا وَالَّذِيْ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَهِيْمَ وَمُوسَىا وَعِيْسَى

اَنْ أَقِيْمُوا الَّدِيْنَ وَلاَ تَتَفَرَّقُواْ فِيهِ (السورى : 13)

“Dia telah mensyari’atkan bagi kaum tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama 1341) dan janganlah kamu berpecah belah karenanya. (Asy-Syura: 13)

IBADAH HAJI

IBADAH HAJI

BAGI umat Islam impian untuk menunaikan rukun Islam kelima pastinya satu keinginan yang semahu boleh akan cuba dilaksanakan. Lambaian Kaabah sememangnya menggamit keinginan bagi kita menyucikan diri dari pelbagai dosa yang mungkin dilakukan secara sengaja atau sebaliknya.

Sebagai manusia kerdil yang senantiasa bergelumang pelbagai asam garam dunia adakalanya kita tidak mampu menghindar dari melakukan dosa. Dari sekecil-kecil dosa hinggalah yang dilaknat tuhan adakalanya kita terlupa akan suruhan dan larangan yang maha Esa. Oleh itu hati akan menjadi hiba keinsafan menyelubungi jiwa mengenang akan kebesaran tuhan dan betapa kerdilnya diri tatkala berada di Tanah Suci.

Namun impian untuk menjejakkan kaki ke Tanah Suci mungkin tidak kesampaian jika usaha untuk membesarkan lagi kota bilangan menunaikan haji bagi menambah jumlah jemaah haji ke Mekah. Sekarang ini pun hendak menunggu giliran sahaja sudah memakan masa yang agak lama, oleh itu usaha kerajaan harus lah menitikberatkan hal ini bagi memberi peluang kepada semua lapisan masyarakat yang berhasrat hendak menjejakkan kaki ke tanah suci bagi mencapai rukun islam yang ke lima dan untuk kepentingan bersama.

Thursday, March 25, 2010

TIKAR SEMBAHYANG DUDUK DI ANTARA 2 SUJUD



Penduduk Weston gempar saksikan sejadah tiba-tiba terbentuk dan duduk

24th March, 2010

WESTON:
Penduduk Weston gempar setelah menyaksikan kejadian ajaib bagaimana sehelai sejadah yang digunakan untuk solat tiba-tiba terbentuk duduk seperti solat. Kejadian ajaib itu berlaku di rumah Puan Asimah Bte Edinin (tidak mahu gambarnya disiarkan) yang merupakan seorang guru Sekolah Kebangsaan Pekan Weston kira-kira jam 8.30 malam Isnin.

Menceritakan saat-saat keajaiban itu, beliau berkata pada mulanya suaminya baru selesai solat Isyak dan setelah melipat dan mengemas sejadah yang digunakannya itu suaminya meletakkannya dekat dinding. Kira-kira jam 8.20 beliau pula mengerjakan solat Isyak

“Apabila saya memulakan solat, saya terasa seram sejuk dan selepas rakaat terakhir tahiyat akhir, dan memberi salam ke kanan, saya begitu terperanjat lalu menjerit apabila mendapati sejadah yang terletak dekat dinding yang telah digunakan suami betul-betul duduk berada di belakang saya dan keadaannya tidak lagi berlipat tetapi terlonggok seperti orang duduk,” katanya.

“Apabila mendengar jeritan suami saya lalu bergegas masuk ke bilik dan dia juga amat terkejut menyaksikan kejadian itu,” katanya. Asimah juga memberitahu semasa solat dia terasa seperti ada orang sedang berada di belakangnya dan menyentuh bahu kanannya namun beliau tidak peduli kerana masih khusyuk mengerjakan solat.

Suami beliau, Hamid Baba ketika ditemui berkata, selepas solat Isyak beliau telah melipat sejadah itu dan meletakkannya dekat dinding dan beliau juga amat terperanjat apabila melihat sejadah itu duduk. Hamid berkata pada kebiasaannya selepas solat beliau akan mengemas dan melipat sejadah itu dengan kemas.

“Sejadah ini adalah permaidani yang lembut dan bukan mudah untuk mendudukkannya dengan cara apa yang berlaku dan kami bukan mereka-reka kejadian ini dan demi Allah ia berlaku sedemikian dan merupakan antara kejadian ajaib menunjukkan kebesaran Allah,” kata Hamid dan isterinya.

Selepas kejadian itu, rumah Hamid menjadi tumpuan bukan saja penduduk Weston bahkan ada yang datang dari sekitar Pekan Beaufort, Kuala Penyu, Menumbok, Sipitang dan Kota Kinabalu.

Hamid berkata ratusan orang ramai telah datang menyaksikan sejadah itu dan beliau memberikan peluang mereka untuk menyaksikan kejadian ajaib itu kerana ia sesuatu kejadian yang jarang berlaku.

Dipetik daripada berita sabahtimes

Sunday, February 7, 2010

Hidup ini hanya pinjaman dari yang maha Esa, kita tidak tahu sampai bila pinjaman di tarik balik. Oleh itu, sama-sama la kita memperbaiki dan meningkatkan iman dan ketakwaan kepada ilahi.